Halaman

Kamis, 11 April 2019

Mukjizat Nabi: Bulan Terbelah dan Air Memancar dari Jemarinya




Diantara Tanda Kenabian Rasulallah sahallallahu 'alahi wa sallam

Terbelahnya Bulan
Allah subhana wa ta'ala berfirman:
{اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ}
Artinya: “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” [QS. Al-Qomar: 1]

Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata:
Rembulan terbelah pada zaman Rasulullah menjadi dua bagian, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«اشْهَدُوْا»
“Saksikanlah!" [HR. Muslim: 2800]

Anas radhiallahu 'anhu berkata:
“Bahwasanya penduduk Makkah meminta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar  memperlihatkan bukti kebenaran (sebagai seorang rasul), maka beliau pun memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan dua kali.” [HR. Muslim: 2802]

Memancarnya Air
Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhu berkata:
عَطِشَ النَّاسُ يَوْمَ الحُدَيْبِيَةِ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ يَدَيْهِ رِكْوَةٌ فَتَوَضَّأَ، فَجَهِشَ النَّاسُ نَحْوَهُ، فَقَالَ: «مَا لَكُمْ؟» قَالُوا: لَيْسَ عِنْدَنَا مَاءٌ نَتَوَضَّأُ وَلاَ نَشْرَبُ إِلَّا مَا بَيْنَ يَدَيْكَ، فَوَضَعَ يَدَهُ فِي الرِّكْوَةِ، فَجَعَلَ المَاءُ يَثُورُ بَيْنَ أَصَابِعِهِ، كَأَمْثَالِ العُيُونِ، فَشَرِبْنَا وَتَوَضَّأْنَا قُلْتُ: كَمْ كُنْتُمْ؟ قَالَ: لَوْ كُنَّا مِائَةَ أَلْفٍ لَكَفَانَا، كُنَّا خَمْسَ عَشْرَةَ مِائَةً.
“Orang-orang kehausan pada hari Hudaibiyah. Ketika itu, di hadapan Nabi shalallahu alaihi wa sallam ada rakwah (wadah kecil). Kemudian beliau berwudhu dan orang-orang pun berlarian ke arah beliau. Maka Nabi bersabda: “Ada apa dengan kalian?” Mereka pun menjawab: “Kami tidak memiliki air untuk berwudhu, tidak pula untuk minum, kecuali air yg ada padamu”. Kemudian beliau mencelupkan tangannya ke rakwah, dan air pun memancar dari sela-sela jarinya bagaikan mata air. Kemudian kami pun minum dan berwudhu dengannya dan saat itu kami berjumlah 500 orang.” [HR. Bukhari: 3576]

Jabir radhiallahu 'anhu berkata:
«كَانَ المَسْجِدُ مَسْقُوفًا عَلَى جُذُوعٍ مِنْ نَخْلٍ، فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ يَقُومُ إِلَى جِذْعٍ مِنْهَا، فَلَمَّا صُنِعَ لَهُ المِنْبَرُ وَكَانَ عَلَيْهِ، فَسَمِعْنَا لِذَلِكَ الجِذْعِ صَوْتًا كَصَوْتِ العِشَارِ، حَتَّى جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهَا فَسَكَنَتْ»
“Kala itu masjid bertiangkan batang pohon kurma, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berkhutbah berdiri di (samping) salah satu tiangnya. Tatkala telah dibutkan baginya mimbar dan beliau berdiri di atasnya, kami mendengar suara dari batang kurma tersebut seperti rengekan anak kecil. Nabi pun mendatanginya, meletakkan tangan padanya, dan batang kurma tersebut terdiam.” [HR. Bukhari: 3585]

Penjelasan:
Telah terjadi beberapa tanda (bukti-bukti) yang menunjukkan bahwa Rasulullah benar-benar seorang nabi dan utusan Allah yang menguatkan keimanan orang yang melihat dan mendengarnya. Diantara tanda-tanda tersebut adalah terbelahnya bulan, memancarnya air dari sela-sela jemari Rasul dan rengekan batang kurma tatkala beliau tinggalkan saat khutbah.

Faidah:
1. Benarnya kenabian Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
2. Keagungan Allah subhanahu wa ta'ala yang telah membekali Rasul dengan tanda-tanda (mukjizat) tersebut.

Diterjemahan oleh: Ummu Fathin dan Abu Fathin, Lc.
Dari Kitab: Ad-Durus Al-Yaumiyah min As-Sunan wa Al-Ahkam Asy-Syar’iyah
Karya: Rasyid bin Husain Al-Abdul Karim
Wonogiri, 12 April 2019

0 komentar:

Posting Komentar