Diantara Tanda Kenabian
Rasulallah sahallallahu 'alahi wa sallam
Terbelahnya Bulan
Allah subhana wa ta'ala
berfirman:
{اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ
وَانْشَقَّ الْقَمَرُ}
Artinya:
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.”
[QS. Al-Qomar: 1]
Abdullah bin Mas'ud radhiallahu
'anhu berkata:
Rembulan terbelah pada zaman
Rasulullah menjadi dua bagian, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«اشْهَدُوْا»
“Saksikanlah!"
[HR. Muslim: 2800]
Anas radhiallahu 'anhu berkata:
“Bahwasanya penduduk Makkah
meminta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar memperlihatkan bukti kebenaran (sebagai
seorang rasul), maka beliau pun memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan
dua kali.” [HR. Muslim: 2802]
Memancarnya Air
Jabir bin Abdullah radhiallahu
'anhu berkata:
عَطِشَ النَّاسُ يَوْمَ الحُدَيْبِيَةِ
وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ يَدَيْهِ رِكْوَةٌ
فَتَوَضَّأَ، فَجَهِشَ النَّاسُ نَحْوَهُ، فَقَالَ: «مَا لَكُمْ؟» قَالُوا: لَيْسَ
عِنْدَنَا مَاءٌ نَتَوَضَّأُ وَلاَ نَشْرَبُ إِلَّا مَا بَيْنَ يَدَيْكَ، فَوَضَعَ
يَدَهُ فِي الرِّكْوَةِ، فَجَعَلَ المَاءُ يَثُورُ بَيْنَ أَصَابِعِهِ،
كَأَمْثَالِ العُيُونِ، فَشَرِبْنَا وَتَوَضَّأْنَا قُلْتُ: كَمْ كُنْتُمْ؟ قَالَ:
لَوْ كُنَّا مِائَةَ أَلْفٍ لَكَفَانَا، كُنَّا خَمْسَ عَشْرَةَ مِائَةً.
“Orang-orang
kehausan pada hari Hudaibiyah. Ketika itu, di hadapan Nabi shalallahu alaihi wa
sallam ada rakwah (wadah kecil). Kemudian beliau berwudhu dan orang-orang
pun berlarian ke arah beliau. Maka Nabi bersabda: “Ada apa dengan kalian?” Mereka
pun menjawab: “Kami tidak memiliki air untuk berwudhu, tidak pula untuk minum,
kecuali air yg ada padamu”. Kemudian beliau mencelupkan tangannya ke rakwah,
dan air pun memancar dari sela-sela jarinya bagaikan mata air. Kemudian kami pun
minum dan berwudhu dengannya dan saat itu kami berjumlah 500 orang.” [HR.
Bukhari: 3576]
Jabir radhiallahu 'anhu berkata:
«كَانَ المَسْجِدُ مَسْقُوفًا عَلَى جُذُوعٍ مِنْ
نَخْلٍ، فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ يَقُومُ
إِلَى جِذْعٍ مِنْهَا، فَلَمَّا صُنِعَ لَهُ المِنْبَرُ وَكَانَ عَلَيْهِ،
فَسَمِعْنَا لِذَلِكَ الجِذْعِ صَوْتًا كَصَوْتِ العِشَارِ، حَتَّى جَاءَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهَا
فَسَكَنَتْ»
“Kala itu masjid bertiangkan
batang pohon kurma, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berkhutbah
berdiri di (samping) salah satu tiangnya. Tatkala telah dibutkan baginya mimbar
dan beliau berdiri di atasnya, kami mendengar suara dari batang kurma tersebut seperti
rengekan anak kecil. Nabi pun mendatanginya, meletakkan tangan padanya, dan batang
kurma tersebut terdiam.” [HR. Bukhari: 3585]
Penjelasan:
Telah terjadi beberapa tanda
(bukti-bukti) yang menunjukkan bahwa Rasulullah benar-benar seorang nabi dan
utusan Allah yang menguatkan keimanan orang yang melihat dan mendengarnya.
Diantara tanda-tanda tersebut adalah terbelahnya bulan, memancarnya air dari
sela-sela jemari Rasul dan rengekan batang kurma tatkala beliau tinggalkan saat
khutbah.
Faidah:
1. Benarnya kenabian Nabi kita
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
2. Keagungan Allah subhanahu wa
ta'ala yang telah membekali Rasul dengan tanda-tanda (mukjizat) tersebut.
Diterjemahan oleh: Ummu Fathin
dan Abu Fathin, Lc.
Dari Kitab: Ad-Durus Al-Yaumiyah
min As-Sunan wa Al-Ahkam Asy-Syar’iyah
Karya: Rasyid bin Husain Al-Abdul
Karim
Wonogiri, 12 April 2019
0 komentar:
Posting Komentar