Halaman

Jumat, 12 Juli 2013

Bagaikan Debu Berterbangan (Nikmat Iman)




Bagaikan Debu Berterbangan

Sungguh sangat disayangkan, terkadanga orang-orang non muslim/ kafir lebih bisa menunjukkan akhlak yang mulia dan suka memberi daripada orang muslim sendiri. Padahal kitalah yang seharusnya lebih terdepan dalam melakukan kebaikan.
            Akibat dari fenomena ini, munculah pernyataan bahwa orang non muslim lebioh baik dari pada orang muslim. Sehingga masyarakat umum lebih menghormati dan memuliakan mereka. Lebih parah lagi, orang-orang awam tertipu olehnya, dan tertanam pemahaman ‘pluralisme’, yaitu: sebuah paham yang menganggap semua agama sama; sama-sama mengajarkan kebaikan, jadi seandainya dia kafir tapi kalau dia beramal baik maka ia akan masuk surga juaga, na’udzubillah
            Bagaimana pandangan syariat mengenai paham ‘pluralisme’ ini? Apakah semua agama sama dan benar? Apakah amal kebajikan yang dilakukan oleh orang-orang kafir nantinya diterima di sisi Alloh 'Azza wa Jalla dan mereka jg masuk surga dengan amal baiknya itu?
            Kaum muslimin rahimakumullah,
            Orang yang berakal sehat tentu tidak akan mudah terkecoh dengan sikap baik orang kafir. Karena kita mempunyai pedoman hidup (yaitu Al-Qur’an dan Sunnah). Diman Alloh Subahanahu wa Ta'ala dan Rasulnya telah menjelaskan dengan gambling kepada kita akan kedudukan iman dan dua kalimat syahadat kita; sebagai dasar diterimanya amal baik seseorang.
            Adapun amal baik yang dilakukan orang kafir, tidak lain ia hanya akan mendapatkan balasanya di dunia, berupa kesenangan dunia yang fana/ tidak kekal. Sedangkan di akherat kelak, semua amal baiknya sia-sia; lenyap bagaikan debu yang berterbangan karena tertiup angin yang kencang. Ia tidak akan mendapatkan kenikmatan akherat sedikit pun.
            Alloh 'Azza wa Jalla telah berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ
Artinya: “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [QS. Ibrahim: 18]
            Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda:
«إِنَّ اللهَ لَا يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً، يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي الْآخِرَةِ، وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الْآخِرَةِ، لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا»
Artinya: “Sesungguhnya Alloh tidak mendzalimi orang mukmin dengan kebaikan (yang ia lakukan), orang mukmin tersebut akan mendapatkan balasannya, baik di dunia maupun di akherat. Adapun orang kafir, dia akan diberi makan (kenikmatan) di dunia karena amal baik yang ia lakukan karena Alloh. Sedangkan ketika di akherat, maka ia tidak akan mendapatkan balasan barang sedikitpun atas kebaikan yang ia lakukan.” [HR. Muslim: 2808]
            Sekali lagi , yang harus kita ingat: bahwa amal shaleh tidak akan diterima di sisi Alloh kecuali amal shaleh yang dilakukan oleh orang-orang mukmin; yang mentauhidkan Alloh dan beriman dengan apa yang disampaikan oleh utusan-Nya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. [Lihat: Adhwa`ul Bayan: III/81 pada tafsir Surat Al-Israa ayat: 19]
            Kaum kafir ketika di dunia, mereka masih bisa mengolok-olok orang Islam dan menghina Rasul Alloh serta menolak kebenaran yang dibawa Islam. Tetapi, di akherat kelak mereka akan dihempaskan dan disiksa dalam api neraka, dengan siksaan yang amat pedih. Sehingga mereka berandai-andai menjadi tanah.
وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
Artinya: “Dan orang kafir berkata, ‘Alangkah baiknya seandainya dahulu aku menjadi tanah.’” [QS. An-Naba: 40]
            Namun semua sudah terlanjur, mereka tidak mungkin kembali ke dunia untuk beramal shaleh sebagaimana yang mereka angan-angankan.
            Saat ini, orang-orang kafir bersatu untuk menghancurkan Islam dan menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Tapi kelak di akherat, mereka akan bertengkar [QS. Asy-Syu’ara: 96], saling menyalahkan dan berlepas diri dari pengikutnya [QS. Al-Baqarah: 166] serta memutus hubungan di antara mereka.
            Alloh Subahanahu wa Ta'ala telah berfirman yang artinya:
“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri. Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-bantahan. Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka), ‘Sesungguhnya kamulah yang datang kepada Kami dari kanan.’ Pemimpin-pemimpin mereka menjawab, ‘Sebenarnya kamulah yang tidak beriman’. Dan sekali-kali Kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa kita; sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu). Maka Kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang sesat.” [QS. Ash-Shaaffat: 26-32]
            Itulah tempat kembali bagi orang-orang kafir; api neraka yang siksanya amat pedih, mereka kekeal di dalamnya, na’udzubillah
            Dari penjabaran di atas, kita tahu bahwa paham pluralism adalah pemahaman yang menyimpang. Merupakan kesalahan yang fatal, kalau ada orang yang meyakini bahwa semua agama sama-sama benar. Tidak mungkin agama Islam (yaitu agama tauhid) yang mengesakan Alloh disamakan dengan ajaran Trinitas (yang mengakui adanya 3 tuhan) atau ajaran Polytheisme (yang memperayai banyak tuhan. Tidak mungkin agama yang sempurna ini disamakan dengan agama yang telah dihapus syari’atnya. Tidak mungkin agama samawi (yang disampaikan oleh utusan Alloh yang mulia Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) disampaikan dengan agam buatan manusia.
            Sungguh merugi dan sungguh kasihan orang kafir/ non muslim yang beramal kebajikan, ia tidak bisa memanen hasilnya di akherat. Dikarenakan ia tidak beriman dengan risalah yang disampaikan oleh Rasul kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai penutup para para Nabi. Sungguh kerugian yang sangat besar.
            Sebaliknya, merupakan kemenangan yang besar bagi orang-orang yang beriman, ia akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa di surga, yang belum pernah pernah ia lihat dan belum pernah ia rasakan di dunia.
            Dalam sebuah hadits qudsi Alloh 'Azza wa Jalla berfirman:
«أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ»
Artinya: “Aku siapkan bagi hambaku yang shalih apa-apa yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan belum pernah terbetik dalam hati manusia.” [HR. Bukhari: 3244 dan Muslim: 2824]
_______________
Nopi Indrianto, B.Sh., M.H.

Referensi:   
 -    Al-Qur`an Al-Karim
-         Adhwa`ul Bayan
-         Shahih Bukhari
-         Shahih Muslim

0 komentar:

Posting Komentar