Bagaikan
Debu Berterbangan
Sungguh
sangat disayangkan, terkadanga orang-orang non muslim/ kafir lebih bisa
menunjukkan akhlak yang mulia dan suka memberi daripada orang muslim sendiri.
Padahal kitalah yang seharusnya lebih terdepan dalam melakukan kebaikan.
Akibat
dari fenomena ini, munculah pernyataan bahwa orang non muslim lebioh baik dari
pada orang muslim. Sehingga masyarakat umum lebih menghormati dan memuliakan
mereka. Lebih parah lagi, orang-orang awam tertipu olehnya, dan tertanam
pemahaman ‘pluralisme’, yaitu: sebuah paham yang menganggap semua agama
sama; sama-sama mengajarkan kebaikan, jadi seandainya dia kafir tapi kalau dia
beramal baik maka ia akan masuk surga juaga, na’udzubillah…
Bagaimana
pandangan syariat mengenai paham ‘pluralisme’ ini? Apakah semua agama
sama dan benar? Apakah amal kebajikan yang dilakukan oleh orang-orang kafir
nantinya diterima di sisi Alloh 'Azza wa Jalla dan mereka jg masuk surga
dengan amal baiknya itu?
Kaum
muslimin rahimakumullah,
Orang
yang berakal sehat tentu tidak akan mudah terkecoh dengan sikap baik orang
kafir. Karena kita mempunyai pedoman hidup (yaitu Al-Qur’an dan Sunnah). Diman
Alloh Subahanahu wa Ta'ala dan Rasulnya telah menjelaskan dengan
gambling kepada kita akan kedudukan iman dan dua kalimat syahadat kita; sebagai
dasar diterimanya amal baik seseorang.
Adapun
amal baik yang dilakukan orang kafir, tidak lain ia hanya akan mendapatkan
balasanya di dunia, berupa kesenangan dunia yang fana/ tidak kekal. Sedangkan
di akherat kelak, semua amal baiknya sia-sia; lenyap bagaikan debu yang
berterbangan karena tertiup angin yang kencang. Ia tidak akan mendapatkan
kenikmatan akherat sedikit pun.
Alloh
'Azza wa Jalla telah berfirman:
مَثَلُ
الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ
فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ
الضَّلَالُ الْبَعِيدُ
Artinya:
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti
abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.
mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka
usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [QS.
Ibrahim: 18]
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam telah bersabda:
«إِنَّ اللهَ لَا يَظْلِمُ مُؤْمِنًا
حَسَنَةً، يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي الْآخِرَةِ، وَأَمَّا
الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا،
حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الْآخِرَةِ، لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا»
Artinya:
“Sesungguhnya Alloh tidak mendzalimi orang mukmin dengan kebaikan (yang ia
lakukan), orang mukmin tersebut akan mendapatkan balasannya, baik di dunia
maupun di akherat. Adapun orang kafir, dia akan diberi makan (kenikmatan) di
dunia karena amal baik yang ia lakukan karena Alloh. Sedangkan ketika di
akherat, maka ia tidak akan mendapatkan balasan barang sedikitpun atas kebaikan
yang ia lakukan.” [HR. Muslim: 2808]
Sekali lagi , yang harus kita ingat:
bahwa amal shaleh tidak akan diterima di sisi Alloh kecuali amal shaleh yang
dilakukan oleh orang-orang mukmin; yang mentauhidkan Alloh dan beriman dengan
apa yang disampaikan oleh utusan-Nya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam. [Lihat: Adhwa`ul Bayan: III/81 pada tafsir Surat Al-Israa ayat: 19]
Kaum kafir ketika di dunia, mereka
masih bisa mengolok-olok orang Islam dan menghina Rasul Alloh serta menolak
kebenaran yang dibawa Islam. Tetapi, di akherat kelak mereka akan dihempaskan
dan disiksa dalam api neraka, dengan siksaan yang amat pedih. Sehingga mereka
berandai-andai menjadi tanah.
وَيَقُولُ
الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
Artinya:
“Dan orang kafir berkata, ‘Alangkah baiknya seandainya dahulu aku menjadi
tanah.’” [QS. An-Naba: 40]
Namun semua sudah terlanjur, mereka
tidak mungkin kembali ke dunia untuk beramal shaleh sebagaimana yang mereka
angan-angankan.
Saat ini, orang-orang kafir bersatu
untuk menghancurkan Islam dan menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Tapi
kelak di akherat, mereka akan bertengkar [QS. Asy-Syu’ara: 96], saling
menyalahkan dan berlepas diri dari pengikutnya [QS. Al-Baqarah: 166] serta
memutus hubungan di antara mereka.
Alloh Subahanahu wa Ta'ala
telah berfirman yang artinya:
“Bahkan
mereka pada hari itu menyerah diri. Sebagian dari mereka menghadap kepada
sebagian yang lain berbantah-bantahan. Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada
pemimpin-pemimpin mereka), ‘Sesungguhnya kamulah yang datang kepada Kami dari
kanan.’ Pemimpin-pemimpin mereka menjawab, ‘Sebenarnya kamulah yang tidak
beriman’. Dan sekali-kali Kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum
yang melampaui batas. Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa kita; sesungguhnya
kita akan merasakan (azab itu). Maka Kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya
Kami adalah orang-orang yang sesat.” [QS. Ash-Shaaffat: 26-32]
Itulah tempat kembali bagi
orang-orang kafir; api neraka yang siksanya amat pedih, mereka kekeal di
dalamnya, na’udzubillah…
Dari penjabaran di atas, kita tahu
bahwa paham pluralism adalah pemahaman yang menyimpang. Merupakan kesalahan
yang fatal, kalau ada orang yang meyakini bahwa semua agama sama-sama benar.
Tidak mungkin agama Islam (yaitu agama tauhid) yang mengesakan Alloh disamakan
dengan ajaran Trinitas (yang mengakui adanya 3 tuhan) atau ajaran Polytheisme
(yang memperayai banyak tuhan. Tidak mungkin agama yang sempurna ini disamakan
dengan agama yang telah dihapus syari’atnya. Tidak mungkin agama samawi (yang
disampaikan oleh utusan Alloh yang mulia Shallallahu 'Alaihi wa Sallam)
disampaikan dengan agam buatan manusia.
Sungguh merugi dan sungguh kasihan
orang kafir/ non muslim yang beramal kebajikan, ia tidak bisa memanen hasilnya
di akherat. Dikarenakan ia tidak beriman dengan risalah yang disampaikan oleh
Rasul kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai penutup para
para Nabi. Sungguh kerugian yang sangat besar.
Sebaliknya, merupakan kemenangan
yang besar bagi orang-orang yang beriman, ia akan mendapatkan kenikmatan yang
luar biasa di surga, yang belum pernah pernah ia lihat dan belum pernah ia rasakan
di dunia.
Dalam sebuah hadits qudsi Alloh 'Azza
wa Jalla berfirman:
«أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا
لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ»
Artinya:
“Aku siapkan bagi hambaku yang shalih apa-apa yang belum pernah dilihat
mata, belum pernah didengar telinga dan belum pernah terbetik dalam hati
manusia.” [HR. Bukhari: 3244 dan Muslim: 2824]
_______________
Nopi Indrianto, B.Sh., M.H.
Referensi:
- Al-Qur`an Al-Karim
- Al-Qur`an Al-Karim
-
Adhwa`ul Bayan
-
Shahih Bukhari
-
Shahih Muslim
0 komentar:
Posting Komentar