RESEP HIDUP BAHAGIA
Muqoddimah
Semua
orang pasti menginginkan dan mendambakan kehidupan yang bahagia. Oleh karena itu,
kita saksikan orang-orang melakukan berbagai cara untuk menggapai kebahagiaan
hidup.
Sebagian
orang berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan dengan mengumpulkan harta,
membangun rumah yang megah, mendapatkan kekuasaan atau bersenang-senang untuk
memuaskan nafsunya.
Namun,
apakah lantas ia mendapatkan kebahagiaan yang dicitakannya?
Mungkin,
ketika seseorang mendapatkan segala keinginannya berupa kesenangan dunia, ia
akan merasakan kepuasan. Tapi rasa puas itu tak akan lama membekas, karena
dunia (berupa harta benda ataupun perhiasan dan kesenangannya) akan senantiasa
menuntut manusia dan memikatnya untuk senantiasa menambah dan menambah, serta
menjaganya agar tidak berkurang. Ia pun diperbudak oleh hartanya sendiri;
siang-malam banting tulang untuk menumpuk harta, terjangkit insomnia/ sulit
tidur karena khawatir hartanya dicuri. Bahkan tidak sedikit yang stres lantaran
harta yang melimpah.
}اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ
نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ
عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُور{
Artinya: “Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [QS. Al-Hadid: 20]
Resep Hidup Bahagia:
1. Beriman dan Beramal Shalih
Alloh
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
}مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُون{
Artinya: “Barangsiapa
yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. An-Nahl: 97]
Ini
jelas, karena orang mukmin dengan keimanan yang benar akan berdampak positif
berupa amal shalih yang denganya Alloh akan memperbaiki hati, akhlaq, dunia dan
akheratnya. Itulah asas/ sumber kebahagiaan hidup seseorang.
Oleh karena itu Rasululloh Shallalllohu
'Alaihi wa Sallam bersabda:
«عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ،
إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ
أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ،
صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»
Artinya: “Sungguh mengagumkan urusan
orang mukmin; semua urusanya baik baginya. Hal itu tidak terjadi melainkan pada
diri orang mukmin. Jika ia mendapatkan kebaikan bersyukur, dan itu kebaikan
baginya, dan jika ia tertimpa musibah bersabar, dan itu kebaikan baginya.” [HR.
Muslim: 2999]
Dan yang paling
utama di antara amal-amal shalih adalah mentauhidkan Alloh 'Azza wa Jalla.
Maksudnya: benar-benar mengesakan Alloh dan tidak menduakan-Nya dengan suatu
apapun dalam beribadah dan dalam tindak-tanduk kita.
Mungkin
seseorang mendapatkan kesenangan dengan melakukan kesyirikan pada-Nya (seperti:
pergi ke dukun untuk minta `pesugihan` atau supaya naik pangkat), namun
ketahuilah bahwa yang ia dapatkan itu pasti akan sirna dan tidak memberikan
suatu manfaat apapun di akherat kelak, bahkan akan merugikannya sendiri. Wal’iyadzubillah...
Alloh
Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
}إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ {
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” [QS. An-Nisa: 48]
Terkadang kita iri kepada orang kafir, dan
menyangka bahwa kebaikan yang ia lakukan akan memasukkanya ke dalam surga.
Sekali-kali tidak, bahkan amalannya akan sia-sia belaka.
Alloh 'Azza
wa Jalla telah berfirman:
}مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ
اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ
مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيد {
Artinya: “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan
mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang
berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang
telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”
[QS. Ibrahim: 18]
2. Qona’ah
Ini merupakan
bentuk pengamalan dari hadits Nabi Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam yang
berbunyi:
« انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ،
وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ »
Artinya: “Lihatlah orang yang berada
di bawahmu, dan janganlah melihat orang berada di atasmu!” [HR. Muslim:
2963]
Sesungguhnya
kebahagiaan yang hakiki bukanlah diukur dari banyaknya harta, akan tetapi dari
berkah harta yang kita miliki. Walaupun sedikit, tapi kalau kita syukuri dan
kita belanjakan pada jalan yang benar, niscaya kita akan merasakan kebahagiaan
hidup.
3. Senantiasa Berdzikir/ Mengingat Alloh
Sungguh
dengan mengingat Alloh pada setiap keadaan, akan memberi pengaruh yang luar
biasa berupa ketenangan jiwa dan kelapangan hati, serta menghilangkan segala
kegelisahan dan kegundahan hati.
Alloh
'Azza wa Jalla berfirman:
} أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ{
Artinya: “Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah hati menjadi tenteram. [QS. Ar-Ra'd: 28]
Itulah janji
Alloh, yang tidak ada keraguan sedikit pun pada-Nya. Iman itu memang
naik-turun, oleh karena itu kita harus senantiasa berusaha berjuang
mempertahankan -minimal- jangan sampai turun drastis.
«اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ،
وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ»
“Ya Alloh aku berlindung pada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan,
dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan pelit, dari jeratan hutang
dan dari kedzaliman orang.” [HR. Bukhari: 6369]
_______________
Nopi Indrianto, B.Sh., M.H.
0 komentar:
Posting Komentar