Bismillah,
alhamdulillah washsholatu wassalamu ‘ala Nabiyyina Muhammad Shallalllohu
'Alaihi wa Sallam, wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in, amma ba’du.
Dewasa ini semakin nampak dan
marak aktivitas-aktivitas agama syi’ah. Bahkan sempat beberapa kali terjadi
kerusuhan/ bentrok antar warga. Tidak heran hal itu terjadi, karena notabene
penduduk negeri kita adalah sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) yang tentunya
antara kedua golongan tersebut tak mungkin bersatu selamanya, disebabkan aqidah
dasar dari keduanya berbeda jauh, bagaikan langit dan bumi. Upaya pendekatan
sunni dan syi’ah hanyalah isapan jempol belaka. Tak mungkin keduanya bersatu
melainkan salah satu di antara keduanya harus mencopot aqidahnya.
Sebenarnya, dimana letak
perbedaan antara sunni dan syi’ah? Apakah syi’ah benar-benar aliran sesat dan
menyesatkan, atau hanya berkutat pada perbedaan madzhab saja?
Saudaraku,
Hendaknya, setiap ada
permasalahan yang menyangkut agama kita kembali kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah
-sebagai pedoman hidup seorang muslim-. Ketika kita belum menemukan jawabanya,
maka kita kembali pada perkataan para ulama -sebagai pewaris para nabi-,
tentunya para ulama yang berpegang teguh pada agamanya; berilmu dan beramal
dengan ilmunya. Jangan sampai kita komentar dengan kebodohan kita, atau bahkan
debat kusir dengan lawan bicara kita.
Alhamdulillah, negara kita adalah
negara hukum, dan para ulama di negeri ini pun tidak tinggal diam melihat
keadaan umatnya. Kita berharap bentrokan-bentrokan serupa tidak terjadi lagi
dan NKRI kita tetap utuh.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI Pusat) Tentang
Kriteria Sesat
Majelis Ulama Indonesia, perananya
sebagai pengayom umat -menjaga nilai-nilai Islam dan melindungi umat dari setiap
faham dan aliran yang menyimpang- telah menetapkan beberapa kriteria yang bisa
dijadikan acuan untuk mengetahui apakah suatu faham atau aliran keagamaan
sesat. Ada 10 (sepuluh) kriteria yang menujukan bahwa suatu faham atau aliran
sesat, yaitu:
1. Mengingkari salah satu rukun dari rukun iman yang 6 (enam) yakni
beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada
Rasul-rasul-Nya, kepada Hari Akhirat, kepada Qadla dan Qadar dan rukun Islam
yang 5 (lima) yakni mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan
dalil syar’i (Al-Qur`an dan As-Sunah);
3. Meyakini turunya wahyu setelah Al-Qur`an;
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Qur`an;
5. Melakukan penafsiran Al-Qur`an yang tidak berdasarkan
kaidah-kaidah tafsir;
6. Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam;
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul;
8. Mengingkari Nabi Muhammad Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam
sebagai Nabi dan Rasul terakhir;
9. Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang
telah ditetapkan oleh Syari’ah, seperti haji tidak boleh ke baitullah, shalat
fardu tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti
mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.(1)
Adapun Kriteria Aliran Sesat
menurut keputusan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh tahun 2009
menetapkan kriteria yang sama dengan keputusan MUI Pusat dengan menambah 3
kriteria baru yaitu:
a. Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan I’tiqad
Ahlus Sunnah wal Jama’ah;
b. Melakukan pensyaratan terhadap hadits tidak berdasarkan
kaidah-kaidah ilmu Musthalah Hadits;
c. Menghina dan atau melecehkan para Shahabat Nabi Muhammad Shallalllohu
'Alaihi wa Sallam.(2)
Letak Penyimpangan Syi’ah
Apabila
kita merujuk kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah, perkataan para ulama dan poin-poin
kriteria sesat versi MUI maka akan kita dapati beberapa letak kesesatan faham
syi’ah di Indonesia, di antaranya:
1. Penyimpangan Faham Tentang Orisinalitas Al-Qur`an
Mereka meyakini bahwa Al-Qur`an
sekarang sudah tidak orisinil; telah mengalami distorsi, penambahan dan
pengurangan. Bahwasanya Al-Qur`an yang asli adalah yag dikumpulkan oleh Ali radliallohu
'anhu mencapai 17.000 ayat yang beliau simpan, dan sepeninggalnya transkrip
Qur`an tersebut diberikan kepada para imam yang juga menyembunyikanya hingga
saat ini. Sampai datangnya al-Qaim (Mahdi), pada saat itu barulah al-Qaim
membacakannya kepada manusia.
2. Penyimpangan Faham Tentang Ahlul Bait Rasul Shallalllohu
'Alaihi wa Sallam dan Mengkafirkan Shahabat Nabi
·
Penggunaan mereka istilah
Ahlul Bait hanyalah pembajakan kepada Ahlu Bait Rasulullah Shallalllohu
'Alaihi wa Sallam dan hanya untuk mengelabuhi kaum sunni.
·
Mereka mengkafirkan seluruh
Shahabat kecuali sedikit yang tidak kafir,
·
Melecehkan dan menuduh
istri Nabi ‘Aisyah radliallohu 'anha dengan tuduhan keji dan zina
(padahal Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah mensucikan Ibunda kita dari
tuduhan tersebut, lihat: Q.S. An-Nur: 11),
·
Melaknat Abu Bakar dan Umar
bin Khattab menjadi santapan mereka dan menganggap keduanya telah berhianat
atas wasiat Nabi untuk menunjuk Ali bi Abi Thalib sebagai khalifah setelah
baginda Nabi wafat. Mereka menganggap Abu Bakar dan Umar radliallohu 'anhuma
sebagai berhala Quraisy.
·
Menyamakan Abu Hurairah
dengan Paulus yang telah merubah teologi Kristen, dll.
Padahal Alloh 'Azza wa Jalla
telah berfirman:
{ وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ
لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ }
Artinya: “Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Alloh, dan Alloh menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar.” [Q.S. At-Taubah: 100]
3. Penyimpangan Faham Syi’ah Mengkafirkan Umat Islam
Dalam hal ini mereka meyakini bahwa umat Islam selain Syi’ah adalah anak
pelacur, kafir dan kekal di neraka tidak
ada yang bisa memberinya syafa’at.
4. Penyimpangan Faham Tentang Kedudukan Imam Syi’ah
Ajaran mereka menyatakan bahwa para imam mereka memiliki derajat yang
lebih tinggi dari para nabi dan rasul.
5. Penyimpangan Faham Tentang Hukum Nikah Mut’ah
Menurut
Syi’ah, nikah mut’ah boleh bahkan akan mendapatkan pahala yang besar. Boleh
dengan wanita yang bersuami (asal ngaku tidak punya suami) atau bahkan dengan
pelacur. Padahal kebolehan nikah mut’ah telah dihapus (mansukh) pada
saat perang Khaibar (Lihat: Fathul Baari, juz 7 hlm. 498/Maktabah
Syamilah)(3)
Tabel Penyimpangan
Ajaran Syi’ah dari Ajaran Ahlus Sunah(4)
NO
|
PERIHAL
|
SUNNI
|
SYI’AH
|
1
|
Rukun
Islam
|
1.
Syahadatain
2. Shalat
3. Puasa
4. Zakat
5. Haji
|
1. Shalat
2. Puasa
3. Zakat
4. Haji
5. Wilayah
|
2
|
Rukun Iman
|
1. Iman
kepada Alloh
2. Iman
kepada Malaikat-Nya
3. Iman
kepada kitab-kitab-Nya
4. Iman
kepada Rasul-Nya
5. Iman
kepada Hari Akhir
6. Iman
kepada Qadla dan Qadar
|
1. Tauhid
2.
Nubuwwah
3. Imamah
4. Al-‘Adl
5.
Al-Ma’ad
|
3
|
Syahadat
|
Dua kalimat
syahadat
|
Tiga
kalimat syahadat (ditambah menyebut 12 imam)
|
4
|
Imam
|
Percaya
kepada imam-imam bukan rukun iman (imam tidak terbatas)
|
Percaya
kepada 12 imam mereka, termasuk rukun iman
|
5
|
Khilafah
|
Khulafa`
Rasyidin adalah Khulafa` yang sah
|
Khulafa` Rasyidin
selain Ali tidak sah
|
6
|
Ma’shum
|
Khalifah
(imam) tidak ma’shum
|
Para imam
adalah ma’shum
|
7
|
Shahabat
|
Dilarang
mencaci shahabat
|
Mencaci
para shahabat dan menganggap para shahabat banyak yang murtad
|
8
|
Istri
Rasul
|
1. Sayyidah
‘Aisyah sangat dihormati
2. Para
istri Rasul termasuk Ahlul Bait
|
1.
Sayyidah ‘Aisyah dicaci maki
2. Para
istri Rasul bukan Ahlul Bait
|
9
|
Al-Qur`an
|
Tetap
orisinil
|
Sudah
diubah oleh para sahabat
|
10
|
Hadits
|
1. Sahih
Bukhari
2. Sahih
Muslim
3. Sunan
Abu Daud
4. Sunan
At-Tirmidzi
5. Sunan
Ibnu Majah
6. Sunan
An-Nasa`i
|
1.
Al-Kaafi
2.
Al-Istibshor
3. Man laa
Yahdhuruhu Al-Faqih
4.
At-Tahdzib
|
11
|
Surga dan
Neraka
|
Surga
diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya.
Neraka
diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Alloh dan Rasul-Nya.
|
Surga
diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali.
Neraka
diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali.
|
12
|
Raj’ah
|
Tidak ada
aqidah raj’ah
|
Meyakini
aqidah raj’ah
|
13
|
Imam Mahdi
|
Imam Mahdi
adalah sosok yang akan membawa keadilan dan kedamaian
|
Imam Mahdi
kelak akan membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait
yang lain.
Selanjutnya
membangukan Abu Bakar, Umar dan ‘Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut
disiksa.
|
14
|
Mut’ah
|
Haram
|
Halal dan
dianjurkan
|
15
|
Khamr
|
Tidak
suci/najis
|
Suci
|
16
|
Air
|
Air yang
telah dipakai istinja` (cebok) najis
|
Air yang
telah dipakai istinja` (cebok) suci
|
17
|
Shalat
|
1.
Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri hukumnya sunnah.
2. Membaca
Amin sunnah.
3. Shalat Dhuha
sunnah.
|
1.
Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri hukumnya membatalkan shalat.
2. Membaca
Amin membatalkan shalat.
3. Shalat
Dhuha tidak dibenar-kan.
|
Para pembaca yang budiman,
Kini telah
jelas hakekat kesesatan syi’ah di negeri kita tercinta, dan semakin jelas bahwa
perbedaan antara sunni syi’ah tidak hanya pada permasalahan beda madzhab, tapi
sudah menyangkut beda agama.
Sudah seharusnya kita mewaspadai
setiap pergerakan mereka. Jangan sampai kita atau saudara-saudara kita terjerat
oleh tipu daya mereka, dan jangan sampai negara kita menjadi porak-poranda sebagaimana
negara-negara timur tengah akibat ulah mereka, na’udzu billah...(5)
Kebumen,
16 Rabi’ul Awwal 1435
17
Januari 2014
Nopi Indrianto, B.Sh., M.H.
(1) Fatwa MUI Pusat Tahun 2007 Tentang
Pedoman Identifikasi Aliran Sesat, Bab VI Kriteria Sesat (Dikutip dari: Fatwa
MUI Provinsi Jawa Timur Tentang Kesesatan Ajaran Syi’ah, hlm. 79-80 (cet.
Pustaka al-Umm, Tahun 2012))
(2) Dikutip
dari: Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia, hlm.
122 (Tim Penulis MUI Pusat)
(3) Diringkas
dari: Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia, hlm.45-84
dengan sedikit penambahan.
(4) Dikutip
dari: Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia,
hlm.85-87
(5) Situs
yang disarankan: http://www.gensyiah.com
4 IMAM MADZHAB
BalasHapussikap Abu Hanifah terhadap sekte ini:
ﻭﺫﻛﺮ ﺍﻟﺴﺒﻜﻲ ﺃﻥ ﻣﺬﻫﺐ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻭﺃﺣﺪ ﺍﻟﻮﺟﻬﻴﻦ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ
ﻭﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﺤﺎﻭﻱ ﻓﻲ ﻋﻘﻴﺪﺗﻪ ﻛﻔﺮ ﺳﺎﺏ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ، ﻓﺘﺎﻭﻯ
ﺍﻟﺴﺒﻜﻲ 2/590 ) . ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺃﻥ ﺳﺐ ﺍﻟﺸﻴﺨﻴﻦ
ﻛﻔﺮ ﻭﻛﺬﺍ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﺇﻣﺎﻣﺘﻬﻤﺎ ." ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮ ﻳﻮﺳﻒ ﺻﺎﺣﺐ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻳﻘﻮﻝ :
" ﻻ ﺃﺻﻠﻲ ﺧﻠﻒ ﺟﻬﻨﻤﻲ ﻭﻻ ﺭﺍﻓﻀﻲ ﻭﻻ ﻗﺪﺭﻱ . ﺍﻧﻈﺮ ﺷﺮﺡ ﺃﺻﻮﻝ
ﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻟﻺﻣﺎﻡ ﺍﻟﻼﻟﻜﺎﺋﻲ 4 / 733
Imam As-Subki menyebutkan bahwa madzhab
Abu Hanifah dan salah satu pendapat syafi’I
dan yang lahir dari Ath-Thahawi dalam
akidahnya adalah kekufuran orang yang
mencela Abu Bakar. (Fatawa As-Subki 2/590)
Dan Imam As-Subki juga menyebutkan bahwa
mencela asy-syaikhani (Abu Bakar dan
Umar)adalah kekufuran, demikian pula jika
mengingkari kepemimpinan mereka berdua. “
Dan Abu Yusuf, sahabat Abu Hanifah berkata,
“Aku tidak shalat di belakang penganut
jahmiyyah dan tidak pula syiah rafidhah dan
juga qadariyyah (pengingkar takdir). “ lihat
Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah
karya Imam Al-Lalika’i.
Pernyataan Imam Abu Hanifah rahimahullah
ﺃَﺻْﻞُ ﻋَﻘِﻴﺪَﺓِ ﺍﻟﺸِّﻴﻌَﺔِ : ﺗَﻀْﻠِﻴﻞُ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ، ﺭِﺿْﻮَﺍﻥُ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢِ
Landasan akidah Syi’ah adalah menyesatkan para
sahabat ridhwanullah ‘alaihim.
Pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari
Abu Hanifah rahimahullah .
Pernyataan Imam Malik bin Anas rahimahullah
Kemudian al-Imam Malik berkata: “Barang siapa
yang ada pada hatinya kedengkian (benci
ataupun marah-pen) terhadap para sahabat
Muhammad ‘ alaihissalam maka ayat ini (surat al-
fath ayat 29-pen) telah mengenainya.” (as-
Sunnah karya al-Khallal no. 765 versi al-
Maktabah asy-Syamilah)
Pernyataan Imam asy-Syafi’i rahimahullah
ﻟَﻢْ ﺃَﺭَ ﺃَﺣَﺪﺍً ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟْﺄَﻫْﻮَﺍﺀِ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺑِﺎﻟﺰُّﻭﺭِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻀَﺔِ
Aku belum pernah melihat suatu kaum yang
paling berani bersaksi dengan kedustaan melebihi
Rafidhah.
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul
Auliya’.
Pernyataan Imam Ahmad rahimahullah
Siapakah Rafidhah itu?
Al-Imam Ahmad menjawab:
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﺘُﻢُ ﻭَﻳَﺴُﺐُّ ﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺣِﻤَﻬُﻤَﺎ ﺍﻟﻠﻪ
Orang yang mencela Abu Bakar dan Umar
rahimahumallah. (as-Sunnah karya al-khallal:
787)
ﻣَﻦْ ﺷَﺘَﻢَ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻜُﻔْﺮَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺮَّﻭَﺍﻓِﺾِ ، ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﻣَﻦْ ﺷَﺘَﻢَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏَ
ﺍﻟﻨَّﺒِﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟَﺎ ﻧَﺄْﻣَﻦُ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻗَﺪْ ﻣَﺮَﻕَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ
Barang siapa yang mencela (sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka aku aku
mengkhawatirkan kekafiran padanya seperti
kalangan Rafidhah. Kemudian berkata lagi:
Barang siapa yang mencela sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kita
khawatirkan ia telah keluar dari agama. (as-
Sunnah karya al-Khallal: 790)
Pernah disampaikan kepada al-Imam Ahmad
tentang orang yang mencela Utsman bin ‘Affan
radhiyallahu ‘anhu , maka beliau menjawab:
ﻫﺬﻩ ﺯَﻧْﺪَﻗَﺔ
Ini adalah zindiq. (as-Sunnah karya al-Khallal:
791)
Kemudian al-Khallal mendengar langsung dari
Abdullah bin Ahmad bin Hambal:
“Aku bertanya kepada ayahku tentang orang yang
mencela salah seorang sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau (al-Imam
Ahmad) menjawab:
ﻣَﺎ ﺃَﺭَﺍﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ
Aku memandangnya tidak di atas Islam. (as-
Sunnah karya al-Khallal: 792)
Al-Imam Ahmad mengatakan:
ﻣَﻦْ ﺗﻨﻘﺺ ﺃَﺣَﺪًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓَﻠَﺎ ﻳَﻨْﻄَﻮِﻱ
ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻠِﻴَّﺔ ، ﻭَﻟَﻪُ ﺧَﺒِﻴﺌَﺔُ ﺳُﻮﺀٍ ، ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺼَﺪَ ﺇِﻟَﻰ ﺧَﻴْﺮِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ، ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ
ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Barang siapa yang merendahkan salah seorang
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
maka tidaklah ia akan terguling kecuali di atas
musibah (kesulitan dan kesempitan). Dan ada
padanya sesuatu keburukan yang tersembunyi,
yaitu ketika yang ia tuju (dengan celaanya itu-
pen) adalah orang-orang terbaik, yaitu mereka
adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. (as-Sunnah karya al-Khallal: 763)
Mantap, barokallohu fik...
Hapus