Halaman

Minggu, 23 Maret 2014

Resep Hidup Bahagia




RESEP HIDUP BAHAGIA

Muqoddimah
            Semua orang pasti menginginkan dan mendambakan kehidupan yang bahagia. Oleh karena itu, kita saksikan orang-orang melakukan berbagai cara untuk menggapai kebahagiaan hidup.
            Sebagian orang berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan dengan mengumpulkan harta, membangun rumah yang megah, mendapatkan kekuasaan atau bersenang-senang untuk memuaskan nafsunya.
            Namun, apakah lantas ia mendapatkan kebahagiaan yang dicitakannya?
            Mungkin, ketika seseorang mendapatkan segala keinginannya berupa kesenangan dunia, ia akan merasakan kepuasan. Tapi rasa puas itu tak akan lama membekas, karena dunia (berupa harta benda ataupun perhiasan dan kesenangannya) akan senantiasa menuntut manusia dan memikatnya untuk senantiasa menambah dan menambah, serta menjaganya agar tidak berkurang. Ia pun diperbudak oleh hartanya sendiri; siang-malam banting tulang untuk menumpuk harta, terjangkit insomnia/ sulit tidur karena khawatir hartanya dicuri. Bahkan tidak sedikit yang stres lantaran harta yang melimpah.
 }اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُور{
Artinya: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [QS. Al-Hadid: 20]

Resep Hidup Bahagia:
1. Beriman dan Beramal Shalih
            Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
 }مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُون{
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. An-Nahl: 97]
            Ini jelas, karena orang mukmin dengan keimanan yang benar akan berdampak positif berupa amal shalih yang denganya Alloh akan memperbaiki hati, akhlaq, dunia dan akheratnya. Itulah asas/ sumber kebahagiaan hidup seseorang.
Oleh karena itu Rasululloh Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
«عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»
Artinya: “Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin; semua urusanya baik baginya. Hal itu tidak terjadi melainkan pada diri orang mukmin. Jika ia mendapatkan kebaikan bersyukur, dan itu kebaikan baginya, dan jika ia tertimpa musibah  bersabar, dan itu kebaikan baginya.” [HR. Muslim: 2999]
Dan yang paling utama di antara amal-amal shalih adalah mentauhidkan Alloh 'Azza wa Jalla. Maksudnya: benar-benar mengesakan Alloh dan tidak menduakan-Nya dengan suatu apapun dalam beribadah dan dalam tindak-tanduk kita.
            Mungkin seseorang mendapatkan kesenangan dengan melakukan kesyirikan pada-Nya (seperti: pergi ke dukun untuk minta `pesugihan` atau supaya naik pangkat), namun ketahuilah bahwa yang ia dapatkan itu pasti akan sirna dan tidak memberikan suatu manfaat apapun di akherat kelak, bahkan akan merugikannya sendiri. Wal’iyadzubillah...
            Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
 }إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ {
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” [QS. An-Nisa: 48]
            Terkadang kita iri kepada orang kafir, dan menyangka bahwa kebaikan yang ia lakukan akan memasukkanya ke dalam surga. Sekali-kali tidak, bahkan amalannya akan sia-sia belaka.
Alloh 'Azza wa Jalla telah berfirman:
 }مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيد  {
Artinya: “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [QS. Ibrahim: 18]

2. Qona’ah
            Ini merupakan bentuk pengamalan dari hadits Nabi Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam yang berbunyi:
« انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ »
Artinya: “Lihatlah orang yang berada di bawahmu, dan janganlah melihat orang berada di atasmu!” [HR. Muslim: 2963]
            Sesungguhnya kebahagiaan yang hakiki bukanlah diukur dari banyaknya harta, akan tetapi dari berkah harta yang kita miliki. Walaupun sedikit, tapi kalau kita syukuri dan kita belanjakan pada jalan yang benar, niscaya kita akan merasakan kebahagiaan hidup.

3. Senantiasa Berdzikir/ Mengingat Alloh    
            Sungguh dengan mengingat Alloh pada setiap keadaan, akan memberi pengaruh yang luar biasa berupa ketenangan jiwa dan kelapangan hati, serta menghilangkan segala kegelisahan dan kegundahan hati.
            Alloh 'Azza wa Jalla berfirman:
} أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ{
Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram. [QS. Ar-Ra'd: 28]
            Itulah janji Alloh, yang tidak ada keraguan sedikit pun pada-Nya. Iman itu memang naik-turun, oleh karena itu kita harus senantiasa berusaha berjuang mempertahankan -minimal- jangan sampai turun drastis.
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ»
“Ya Alloh aku berlindung pada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan pelit, dari jeratan hutang dan dari kedzaliman orang.” [HR. Bukhari: 6369]


_______________
Nopi Indrianto, B.Sh., M.H.

Selasa, 28 Januari 2014

Apakah Syi’ah di Indonesia Sesat ???


      Bismillah, alhamdulillah washsholatu wassalamu ‘ala Nabiyyina Muhammad Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam, wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in, amma ba’du.
Dewasa ini semakin nampak dan marak aktivitas-aktivitas agama syi’ah. Bahkan sempat beberapa kali terjadi kerusuhan/ bentrok antar warga. Tidak heran hal itu terjadi, karena notabene penduduk negeri kita adalah sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) yang tentunya antara kedua golongan tersebut tak mungkin bersatu selamanya, disebabkan aqidah dasar dari keduanya berbeda jauh, bagaikan langit dan bumi. Upaya pendekatan sunni dan syi’ah hanyalah isapan jempol belaka. Tak mungkin keduanya bersatu melainkan salah satu di antara keduanya harus mencopot aqidahnya.
Sebenarnya, dimana letak perbedaan antara sunni dan syi’ah? Apakah syi’ah benar-benar aliran sesat dan menyesatkan, atau hanya berkutat pada perbedaan madzhab saja?
Saudaraku,
Hendaknya, setiap ada permasalahan yang menyangkut agama kita kembali kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah -sebagai pedoman hidup seorang muslim-. Ketika kita belum menemukan jawabanya, maka kita kembali pada perkataan para ulama -sebagai pewaris para nabi-, tentunya para ulama yang berpegang teguh pada agamanya; berilmu dan beramal dengan ilmunya. Jangan sampai kita komentar dengan kebodohan kita, atau bahkan debat kusir dengan lawan bicara kita.
Alhamdulillah, negara kita adalah negara hukum, dan para ulama di negeri ini pun tidak tinggal diam melihat keadaan umatnya. Kita berharap bentrokan-bentrokan serupa tidak terjadi lagi dan NKRI kita tetap utuh.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI Pusat) Tentang Kriteria Sesat
Majelis Ulama Indonesia, perananya sebagai pengayom umat -menjaga nilai-nilai Islam dan melindungi umat dari setiap faham dan aliran yang menyimpang- telah menetapkan beberapa kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk mengetahui apakah suatu faham atau aliran keagamaan sesat. Ada 10 (sepuluh) kriteria yang menujukan bahwa suatu faham atau aliran sesat, yaitu:
1.      Mengingkari salah satu rukun dari rukun iman yang 6 (enam) yakni beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada Hari Akhirat, kepada Qadla dan Qadar dan rukun Islam yang 5 (lima) yakni mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji.
2.      Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al-Qur`an dan As-Sunah);
3.      Meyakini turunya wahyu setelah Al-Qur`an;
4.      Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Qur`an;
5.      Melakukan penafsiran Al-Qur`an yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir;
6.      Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam;
7.      Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul;
8.      Mengingkari Nabi Muhammad Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam sebagai Nabi dan Rasul terakhir;
9.      Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh Syari’ah, seperti haji tidak boleh ke baitullah, shalat fardu tidak 5 waktu.
10.  Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.(1)
Adapun Kriteria Aliran Sesat menurut keputusan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh tahun 2009 menetapkan kriteria yang sama dengan keputusan MUI Pusat dengan menambah 3 kriteria baru yaitu:
a.       Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan I’tiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah;
b.      Melakukan pensyaratan terhadap hadits tidak berdasarkan kaidah-kaidah ilmu Musthalah Hadits;
c.       Menghina dan atau melecehkan para Shahabat Nabi Muhammad Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam.(2)

Letak Penyimpangan Syi’ah
            Apabila kita merujuk kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah, perkataan para ulama dan poin-poin kriteria sesat versi MUI maka akan kita dapati beberapa letak kesesatan faham syi’ah di Indonesia, di antaranya:
1.      Penyimpangan Faham Tentang Orisinalitas Al-Qur`an
Mereka meyakini bahwa Al-Qur`an sekarang sudah tidak orisinil; telah mengalami distorsi, penambahan dan pengurangan. Bahwasanya Al-Qur`an yang asli adalah yag dikumpulkan oleh Ali radliallohu 'anhu mencapai 17.000 ayat yang beliau simpan, dan sepeninggalnya transkrip Qur`an tersebut diberikan kepada para imam yang juga menyembunyikanya hingga saat ini. Sampai datangnya al-Qaim (Mahdi), pada saat itu barulah al-Qaim membacakannya kepada manusia.
2.      Penyimpangan Faham Tentang Ahlul Bait Rasul Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam dan Mengkafirkan Shahabat Nabi
·         Penggunaan mereka istilah Ahlul Bait hanyalah pembajakan kepada Ahlu Bait Rasulullah Shallalllohu 'Alaihi wa Sallam dan hanya untuk mengelabuhi kaum sunni.
·         Mereka mengkafirkan seluruh Shahabat kecuali sedikit yang tidak kafir,
·         Melecehkan dan menuduh istri Nabi ‘Aisyah radliallohu 'anha dengan tuduhan keji dan zina (padahal Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah mensucikan Ibunda kita dari tuduhan tersebut, lihat: Q.S. An-Nur: 11),
·         Melaknat Abu Bakar dan Umar bin Khattab menjadi santapan mereka dan menganggap keduanya telah berhianat atas wasiat Nabi untuk menunjuk Ali bi Abi Thalib sebagai khalifah setelah baginda Nabi wafat. Mereka menganggap Abu Bakar dan Umar radliallohu 'anhuma sebagai berhala Quraisy.
·         Menyamakan Abu Hurairah dengan Paulus yang telah merubah teologi Kristen, dll.
Padahal Alloh 'Azza wa Jalla telah berfirman:
{ وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ }
Artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Alloh, dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” [Q.S. At-Taubah: 100]

3.      Penyimpangan Faham Syi’ah Mengkafirkan Umat Islam
Dalam hal ini mereka meyakini bahwa umat Islam selain Syi’ah adalah anak pelacur, kafir  dan kekal di neraka tidak ada yang bisa memberinya syafa’at.
4.      Penyimpangan Faham Tentang Kedudukan Imam Syi’ah
Ajaran mereka menyatakan bahwa para imam mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dari para nabi dan rasul.
5.      Penyimpangan Faham Tentang Hukum Nikah Mut’ah
Menurut Syi’ah, nikah mut’ah boleh bahkan akan mendapatkan pahala yang besar. Boleh dengan wanita yang bersuami (asal ngaku tidak punya suami) atau bahkan dengan pelacur. Padahal kebolehan nikah mut’ah telah dihapus (mansukh) pada saat perang Khaibar (Lihat: Fathul Baari, juz 7 hlm. 498/Maktabah Syamilah)(3)

Tabel Penyimpangan Ajaran Syi’ah dari Ajaran Ahlus Sunah(4)
NO
PERIHAL
SUNNI
SYI’AH
1
Rukun Islam
1. Syahadatain
2. Shalat
3. Puasa
4. Zakat
5. Haji
1. Shalat
2. Puasa
3. Zakat
4. Haji
5. Wilayah
2
Rukun Iman
1. Iman kepada Alloh
2. Iman kepada Malaikat-Nya
3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada Rasul-Nya
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadla dan Qadar
1. Tauhid
2. Nubuwwah
3. Imamah
4. Al-‘Adl
5. Al-Ma’ad
3
Syahadat
Dua kalimat syahadat
Tiga kalimat syahadat (ditambah menyebut 12 imam)
4
Imam
Percaya kepada imam-imam bukan rukun iman (imam tidak terbatas)
Percaya kepada 12 imam mereka, termasuk rukun iman
5
Khilafah
Khulafa` Rasyidin adalah Khulafa` yang sah
Khulafa` Rasyidin selain Ali tidak sah
6
Ma’shum
Khalifah (imam) tidak ma’shum
Para imam adalah ma’shum
7
Shahabat
Dilarang mencaci shahabat
Mencaci para shahabat dan menganggap para shahabat banyak yang murtad
8
Istri Rasul
1. Sayyidah ‘Aisyah sangat dihormati
2. Para istri Rasul termasuk Ahlul Bait
1. Sayyidah ‘Aisyah dicaci maki
2. Para istri Rasul bukan Ahlul Bait
9
Al-Qur`an
Tetap orisinil
Sudah diubah oleh para sahabat
10
Hadits
1. Sahih Bukhari
2. Sahih Muslim
3. Sunan Abu Daud
4. Sunan At-Tirmidzi
5. Sunan Ibnu Majah
6. Sunan An-Nasa`i
1. Al-Kaafi
2. Al-Istibshor
3. Man laa Yahdhuruhu Al-Faqih
4. At-Tahdzib
11
Surga dan Neraka
Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Alloh dan Rasul-Nya.
Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali.
12
Raj’ah
Tidak ada aqidah raj’ah
Meyakini aqidah raj’ah
13
Imam Mahdi
Imam Mahdi adalah sosok yang akan membawa keadilan dan kedamaian
Imam Mahdi kelak akan membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.
Selanjutnya membangukan Abu Bakar, Umar dan ‘Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa.
14
Mut’ah
Haram
Halal dan dianjurkan
15
Khamr
Tidak suci/najis
Suci
16
Air
Air yang telah dipakai istinja` (cebok) najis
Air yang telah dipakai istinja` (cebok) suci
17
Shalat
1. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri hukumnya sunnah.
2. Membaca Amin sunnah.
3. Shalat Dhuha sunnah.
1. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri hukumnya membatalkan shalat.
2. Membaca Amin membatalkan shalat.
3. Shalat Dhuha tidak dibenar-kan.

Para pembaca yang budiman,
            Kini telah jelas hakekat kesesatan syi’ah di negeri kita tercinta, dan semakin jelas bahwa perbedaan antara sunni syi’ah tidak hanya pada permasalahan beda madzhab, tapi sudah menyangkut beda agama.
Sudah seharusnya kita mewaspadai setiap pergerakan mereka. Jangan sampai kita atau saudara-saudara kita terjerat oleh tipu daya mereka, dan jangan sampai negara kita menjadi porak-poranda sebagaimana negara-negara timur tengah akibat ulah mereka, na’udzu billah...(5)


                                                                                    Kebumen, 16 Rabi’ul Awwal 1435
                                                                                                      17      Januari        2014
                                                                                                 


                                                                                                Nopi Indrianto, B.Sh., M.H.


(1) Fatwa MUI Pusat Tahun 2007 Tentang Pedoman Identifikasi Aliran Sesat, Bab VI Kriteria Sesat (Dikutip dari: Fatwa MUI Provinsi Jawa Timur Tentang Kesesatan Ajaran Syi’ah, hlm. 79-80 (cet. Pustaka al-Umm, Tahun 2012))
(2) Dikutip dari: Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia, hlm. 122 (Tim Penulis MUI Pusat)
(3) Diringkas dari: Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia, hlm.45-84 dengan sedikit penambahan.
(4) Dikutip dari: Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia, hlm.85-87
(5) Situs yang disarankan: http://www.gensyiah.com