Halaman

Kamis, 05 November 2020

Cara Kaum Muslimin Mengekspresikan Kebahagiaan dengan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam




Kaum muslimin, rahimakumullah…

Siapa yang tidak bahagia dengan kelahiran Nabinya? Setiap muslim niscaya bergembira dengan kelahiran (maulid) Nabi.

Maka kita jumpai berbagai macam cara kaum muslimin di belahan dunia ini, untuk mengekspresikan kebahagiaan dalam menyambut hari Maulid Nabi. Ada sebagian mereka yang sekedar berkumpul untuk pengajian atau membacakan kitab sirah perjalanan hidup Nabi untuk diambil pelajaran, ada juga sebagian mereka menyambutnya dengan mengadakan acara-acara peringantan yang meriah, bahkan mengadakan konser atau lain sebagainya.

Terlepas dari perdebatan para ulama mengenai hukum perayaan Maulid, ada pertanyaan penting yang hendaknya kita renungi…

Sebenarnya bagaimana seharusnya kita mengekspresikan kegembiraan kita dengan kelahiran baginda Nabi?

Apakah iya, kita harus mengadakan acara peringatan tertentu untuk merayakannya? Dan apakah yang tidak merayakannya berarti tidak cinta kepada Nabi?

Ikhwah fillah, rahimakumullah…

Ingat! Kita memiliki dua kalimat syahadat. Salah satu diantaranya adalah Syahadat Risalah. Yakni: persaksian bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, yang bertugas untuk menyampaikan segala hal kepada umatnya, tentang kabar baik dan buruk, tentang syariat Islam seutuhnya, tanpa menyembunyikan suatu hal apa pun dari umatnya.

Maka, diantara konsekuensi dari Syahadat Risalah adalah kita membenarkan segala hal disampaikan oleh Nabi kita tercinta, dan berusaha mengikuti petunjuk beliau dalam segala hal terkait agama.

  • Kita wajib meng-imani kabar apa saja yang disampaikan Nabi kepada kita, walapun akal kita tidak dapan mencerna.
  • Kita wajib mengikuti petunjuk beliau dalam mengamalkan agama ini, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, walaupun kita memandang larangan tersebut sudah terlanjur menjadi adat di kampung kita.

Sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:

{ قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ }

Artinya: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." [QS. Ali Imran: 31-32]

Dan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

« مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ، فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ »

“Apa yang aku larang, maka juhilah! Dan apa yang aku perintahkan, maka kerjakanlah sesuai kemampuanmu!” [HR. Muslim: 1337]

Ma’syaral mukminin, rahimakumullah…

Pahamilah! Mereka yang tidak merayakan hari kelahiran Nabi, bukanlah karena mereka tidak mencintai Nabi.

Tapi semata-mata karena berusaha mengamalkan petunjuk Allah dan Rasul-Nya; hal tersebut merupakan bentuk ekspresi mereka dalam mengagungkan Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Karena mereka yakin, bahwa Nabi tidak mungkin menyembunyikan kebenaran dan kebaikan. Kalau ada suatu kebenaran/kebaikan pasti sudah beliau sampaikan kepada umatnya. Dan sungguh teramat keji, orang yang menuduh Nabi telah menyembunyikan suatu kebenaran. Padahal Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:

{إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ}

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan, berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknat.” [QS. Al-Baqarah: 159]

_______________
Nopi Indrianto, B.Sh., M.H.

0 komentar:

Posting Komentar