Tawassul artinya mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, mengikuti petunjuk rasul-Nya, dan mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan diridhoi-Nya. [https://muslim.or.id]
Berkata Ibnu Katsir -rohimahulloh- dalam tafsir ayat (وابتغوا إليه الوسيلة) [QS. Al-Maidah: 35]:
Qotadah berkata: "Yaitu: dekatkanlah dirimu kepada-Nya dengan ketaatan kepada-Nya dan beramal dengan apa yang diridhoi-Nya".
Wasilah adalah sesuatu yang mengantarkan kepada maksud/tujuan. Ia juga berarti: manzilah (tempat/kedudukan) yang tertinggi di surga, yaitu kedudukan dan tempat tinggal baginda Rosululloh -shollallohu 'alaihi wa sallam- di surga. Dan ia merupakan tempat yang terdekat dengan 'Arsy. [Mishbahul Munir Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hlm. 391-392]
Secara garis besar ada tiga bentuk tawassul yang disyariatkan, di antaranya:
1. Bertawassul dengan Asmaul Husna
2. Bertawassul dengan amal sholeh
3. Bertawassul dengan doa orang sholeh yang masih hidup
Pada zaman dahulu, generasi orang-orang musyrik mendekatkan diri kepada Alloh dengan cara bertawassul dengan berhala-berhala yang merupakan patung orang yang dianggap sholeh yang telah wafat.
Allah Ta'ala berfirman (yang artinya):
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”.” (QS. Az Zumar:3).
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman, “Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa’atan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah” (QS. Yunus:18).
Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa mereka tidak semata-mata meminta kepada sesembahan/berhala mereka, tapi berhala mereka hanyalah sebagai perantara dan pemberi syafaat.
Sayang seribu sayang, pada saat ini masih ada generasi kaum muslimin yang masih meniru gaya tawassul kaum musyrikin. Mereka menganggap wali yang sudah meninggal dapat menjadi perantara dan pemberi syafaat bagi mereka.
⛅Sudah saatnya kita berbenah untuk memurnikan agama kita dari noda-noda syirik seperti ini. Ingatlah sabda Nabi kita tercinta:
"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golonganya."
Semoga Alloh Ta'ala membuka hati dan memberi hidayah bagi saudara-saudara kita yang masih terjerumus dalam perbuatan syirik. Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar